Setiap orang memiliki pandangan dan perjalanan unik tentang bagaimana mereka memulai lari. Salah satunya adalah pelari asal Malang, Jawa Timur, Yuyun Ang. Walaupun dirinya banyak mencatatkan torehan prestasi di berbagai event lari bergengsi, tak banyak orang tahu jika semua itu berawal dari hal sederhana. Yuk, simak kisah menariknya berikut ini!
Awal Mula Suka Olahraga Lari
Perjalanan Yuyun Ang di dunia lari bermula cukup simpel, yakni dari ajakan teman-teman gym. Dari sekadar coba-coba, lambat laun tumbuh menjadi hobi yang membawa banyak pengalaman berharga. Motivasi awalnya cukup jelas, menjaga kesehatan. Namun, seiring berjalannya waktu, dari hobi tersebut lahir berbagai prestasi yang tak pernah ia sangka sebelumnya.
Uniknya, Yuyun tidak punya sosok khusus sebagai panutan atau idola, semua berangkat dari kemauan diri sendiri untuk terus bergerak, berlari, dan berkembang. Sikap inilah yang menjadikan perjalanannya begitu berkesan, karena benar-benar lahir dari passion pribadi dan bukan sekadar tren ikut-ikutan semata.
Baca juga: Komunitas Lari RGO Malang: Terbentuk Karena Dipelopori Pelari Wanita
Konsistensi Latihan adalah Kunci
Untuk menjaga stamina tetap prima, dalam seminggu ia selalu konsistensi dengan latihan lari 3 – 4 kali. Terutama di pagi hari karena cuaca sejuk, cerah, dan dapat sinar matahari. Selain itu dikombinasikan dengan strength training agar kekuatan tubuh terjaga. Meski tidak menerapkan program diet atau persiapan khusus menjelang race besar, ia percaya bahwa kunci keberhasilan adalah konsistensi, istirahat cukup, dan menjaga nutrisi.
Setelah lebih dari satu dekade menekuni lari, Yuyun juga mengakui bahwa rasa malas atau jenuh tentu ada. Namun, ia punya prinsip sederhana: “menantang diri sendiri agar tetap konsisten”. Filosofi ini membentuk mentalitas tangguh yang membuatnya mampu bertahan di dunia lari selama 10 tahun.
Baca juga: Waktu yang Tepat untuk Jogging: Pagi, Sore, atau Malam?
DNF Bukanlah Aib bagi Pelari
Ada pengalaman yang menurutnya cukup menarik dan berkesan baginya, yakni saat mengikuti salah satu race di Jawa Tengah. Saat itu dirinya berhasil masuk 10 besar meski awalnya tidak diakui oleh panitia. Meski sempat kecewa, akhirnya pihak penyelenggara mengakui hasil usahanya dan itu terjadi karena kesalahpahaman.
“Paling berkesan event di salah satu kota Jawa Tengah, dimana yang ikut rata-rata semua atlet, kenapa? Yun masuk 10 besar tapi tidak diakui. Udah banyak ikut event, ini yang paling sangat berkesan walaupun pada akhirnya mereka minta maaf dan akhirnya usaha Yun diakui.” Ungkapnya.
Tak hanya itu, Yuyun juga pernah mengalami momen sulit ketika harus did not finish (DNF) karena kondisi badan drop. Alih-alih patah semangat, ia menjadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran berharga. Salah satunya adalah DNF bukanlah aib, melainkan bagian dari proses untuk lebih mengenal diri dan batas tubuh. Dengan cara ini, ia mampu bangkit dan terus berlari lebih baik di kesempatan berikutnya.
Baca juga: Apa Itu DNF dalam Lari? Memahami dan Bangkit Kembali
Pandangan tentang Hype Olahraga Lari
Bagi Yuyun, komunitas lari punya peran penting sebagai ruang berkumpul, berbagi semangat, hingga menambah relasi. Aktivitas lari bareng tidak hanya sebagai olahraga saja, tetapi ajang silaturahmi sesama pelari dan mempererat kekerabatan.
Ia juga melihat bahwa dunia lari di Indonesia semakin berkembang, baik sebagai gaya hidup sehat maupun sebagai ajang berprestasi. Dirinya pun memiliki harapan yang sederhana yakni tetap sehat dan terus bisa berlari, serta jika diberi kesempatan bisa terus berprestasi dan menginspirasi teman-teman untuk konsisten berolahraga.
Tak hanya itu, ia berharap pelari pemula jangan memaksakan diri mengikuti pace orang lain. Cukup percaya diri dengan proses masing-masing, karena kunci sebenarnya ada pada konsistensi. “Jadilah versi terbaikmu, ikuti prosesnya untuk menjadi lebih baik!” Sebuah pesan singkat namun memiliki makna mendalam.