Inspirasi lari bisa datang dari mana saja, termasuk orang terdekat seperti pasangan kita. Hal itulah yang dialami oleh Veqiluvi, pelari asal Padang yang kini menetap di Jakarta Selatan. Cerita lari bersama pasangan inilah yang menginspirasi banyak orang, sampai dirinya berhasil meraih podium. Bagaimana perjalanan dan perjuangannya hingga berhasil menaklukkan tantangan dan berdiri di atas podium? Simak profil pelari Veqiluvi dalam artikel kali ini!
Suka Lari karena Pasangan

Bagi Veqiluvi kecintaan pada dunia lari justru bermula dari sesuatu yang sederhana yakni ikut pasangan lari. “Awalnya sih cuma iseng, karena pasangan aku memang hobi lari. Tapi ternyata, dari yang awalnya coba-coba, malah jatuh cinta beneran sama dunia lari,” ujarnya sambil tertawa.
Perjalanan itu dimulai pada 2022, namun baru benar-benar ditekuninya setahun kemudian. Dari sekadar menemani, kini lari telah menjadi bagian penting dari kesehariannya. “Buat aku, lari itu bukan cuma olahraga. Ini cara sederhana untuk buktiin ke diri sendiri bahwa aku nggak gampang nyerah,” kata Veqi.
Rutinitasnya kini teratur: berlari hampir setiap hari dari Selasa hingga Minggu, dengan hari Senin sebagai waktu istirahat. Ia biasa menyelesaikan lari pagi sekitar pukul 7 atau 8 setelah Subuh. “Aku prioritaskan lari di pagi hari sebelum aktivitas lain mulai, biar pikiran segar dan nggak bentrok sama kerjaan,” tambahnya.
Menariknya, Veqi bukanlah seseorang yang tumbuh dengan latar belakang olahraga. Ia mengakui bahwa tantangan terbesarnya adalah belajar dari nol. Berbekal semangat, ia belajar dari pasangan dan juga dari YouTube, terutama dari kanal pelari seperti Melani dan Aspro, yang banyak membantunya memahami teknik dasar dan mindset seorang pelari.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Lari, dari Jarak Pendek Hingga Jauh
Raih Podium di Crystalin Run 2025

Kerja keras dan konsistensi itu akhirnya terbayar lunas di event Crystalin Run 2025 dengan kategori 5K. Pada event tersebut, Veqi sukses meraih podium ketiga, sebuah pencapaian yang bahkan tak ia sangka sebelumnya.
“Rasanya luar biasa, kayak nggak percaya. Semua latihan dan kerja keras akhirnya terbayar,” ungkapnya penuh semangat. Ia bahkan masih ingat momen spesial saat dikalungkan kartu “Potential Winner” dan diberitahu bahwa dirinya naik podium. “Jantung langsung deg-degan, kayak auto darderdor!” candanya.
Persiapan menuju lomba dilakukan dengan matang. Veqi rutin menjalani berbagai jenis latihan mulai dari endurance run, easy run, speed run, hingga fartlek. Ia juga mempelajari rute lomba agar siap secara fisik dan mental.
Di hari lomba, strategi utama yang ia pegang bukan soal kecepatan, tapi mood dan konsistensi. “Yang penting jaga mood tetap bahagia. Karena rutenya ramai banget, jadi harus sabar, jangan emosi. Senyum terus, minum tiap kilometer, dan jaga pace tetap stabil,” jelasnya.
Bagian paling menantang menurutnya adalah tanjakan Semanggi. “Itu bagian paling ngagetin! Jadi harus pintar atur napas dan tenaga biar nggak kehabisan di situ,” kata Veqi.
Baca juga: Kaki Keseleo Setelah Lari: Penyebab, Recovery, dan Tips Pencegahan
Pesan untuk Para Pelari Pemula

Dari pengalaman pribadinya, Veqi ingin menyampaikan satu hal sederhana namun bermakna untuk siapa pun yang ingin mulai berlari, cukup mulai saja dulu. “Gak usah mikirin jauh-jauh. Semua pelari hebat juga dulu ngos-ngosan di kilometer pertama mereka. Yang penting kamu terus jalan, bukan berhenti. Konsisten itu kunci,” tegasnya.
Bagi Veqi, lari bukan sekadar aktivitas fisik, tapi perjalanan mental untuk melatih disiplin, kesabaran, dan kepercayaan diri. Kini, dari yang awalnya hanya ikut-ikutan, ia justru berhasil menjejakkan kaki di podium, menjadi inspirasi bagi banyak orang.
“Semoga cerita aku bisa jadi semangat juga buat teman-teman yang mau mulai lari,” harapannya. Dan benar, dari cerita sederhana itu, kita belajar bahwa kadang, langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten bisa membawa kita ke garis finish yang tak pernah kita duga.
