Dikenal dengan sapaan Daeng Gassing, sosok bernama lengkap Supardin ini lahir di Pinrang pada dan kini berdomisili di Makassar, Sulawesi Selatan. Di dunia lari, nama Daeng Gassing bukan sekadar dikenal karena prestasinya, tetapi juga karena semangat juangnya yang konsisten dan pantang menyerah.
Meski berprofesi sebagai pekerja swasta, ia mampu membuktikan bahwa dedikasi terhadap olahraga dapat berjalan berdampingan dengan kesibukan profesional. Yuk, simak profil Supardin berikut ini!
Tiga Kunci untuk Berprestasi
Bagi Daeng Gassing, dunia lari bukan hanya sekadar hobi, melainkan ruang pembuktian diri dan wadah untuk mengejar prestasi. Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah ketika mengikuti Maybank Bali Marathon (MBM), event yang dianggapnya sebagai puncak pengalaman dan tantangan tersendiri.
Sebelum menghadapi sebuah event besar, ia selalu menekankan pentingnya konsistensi latihan, manajemen nutrisi, dan istirahat cukup. Tiga hal itu menjadi kunci agar performa tetap maksimal di hari lomba.
Namun, bukan berarti perjalanannya selalu mulus. Ia mengakui bahwa tantangan terbesar justru datang dari dalam diri sendiri, yaitu melawan rasa malas. “Rasa malas itu musuh utama. Kalau sudah bisa lawan itu, hasilnya akan ikut baik,” ujarnya.
Baca juga: 7 Tips dan Cara Lari yang Benar Bagi Pemula, Agar Terhindar dari Cedera!
Menyerah Bukan Pilihan
Pada setiap race yang diikuti, ia selalu menanamkan semangat berpikir positif dan rasa optimis untuk meraih juara sejak berdiri di garis start. Dari sini terlihat jika fisik saja tidak cukup, dibutuhkan mental yang kuat untuk menyelesaikan race dengan baik hingga garis finish.
Baginya, selalu ada kejutan di sepanjang lintasan. Mulai dari momen berkesan tentang keindahan rute yang dilalui, hingga sorak sorai para penonton di pinggir lintasan memberikan semangat luar biasa. Dukungan semacam itu, menurutnya, menjadi bahan bakar tambahan untuk terus melangkah.
Daeng Gassing memiliki pendirian yang kuat yakni menyerah bukanlah pilihan. Kalau ingin berhenti, tidak ya pastinya. Soalnya harga diri juga yang dijaga, apalagi bagi seorang atlet, pantang menyerah sebelum finish,” ungkapnya dengan tegas.
Ketika rasa lelah mulai datang, ia memilih untuk tetap menikmati prosesnya. Ia percaya bahwa sikap “happy dan enjoy” saat berlomba justru membantu menjaga stamina dan fokus. Selain itu, dukungan dari pihak sponsor dan brand yang mempercayainya juga menjadi motivasi tersendiri.
Membawa nama brand membuatnya merasa memiliki tanggung jawab moral untuk tampil maksimal. “Mau tidak mau, harus juara,” katanya. Berkat mentalitas ini, konsisten memberikan hasil terbaik dan menorehkan hasil membanggakan di berbagai event lari.
Baca juga: Intip Rahasia Tapering Marathon: Strategi Jitu Menuju Garis Finish
Kemenangan Bukanlah Hasil Akhir
Perasaan bangga, bahagia, dan bersyukur menjadi satu setelah berhasil melewati garis finish. Namun, baginya hal itu bukanlah segalanya dan kemenangan pun bukanlah akhir. melainkan awal dari tanggung jawab baru.
“Pelajaran pentingnya adalah jangan cepat merasa puas dengan apa yang didapat hari ini,” ujarnya. Baginya mempertahankan prestasi dan menjaga nama baik brand yang telah mendukungnya adalah hal yang sama pentingnya dengan meraih podium itu sendiri.
Respons dari rekan-rekan dan komunitas setelah lomba pun selalu positif. Banyak yang memberikan ucapan selamat dan dorongan agar ia terus berprestasi. Meski begitu, Daeng Gassing tetap rendah hati dan fokus menatap ke depan.
Menutup kisahnya, Daeng Gassing menekankan pentingnya memberi apresiasi positif terhadap setiap event lari. Menurutnya, dukungan dan tanggapan yang baik dari peserta akan berdampak luas bagi perkembangan dunia lari di Indonesia.
Dengan semangat konsisten dan mental pantang menyerah, Daeng Gassing adalah bukti nyata bahwa prestasi lahir dari disiplin, ketulusan, dan tekad kuat untuk selalu melangkah maju.