Profil Baiq Nadia: Mantan Atlet yang Kembali Bangkit Lewat Lari

by Editor Jadwal Lari  - November 11, 2025

Rubrik Profil Pelari kali ini menampilkan Baiq Nadia, sosok inspiratif yang membuktikan bahwa semangat berolahraga tidak berhenti hanya karena masa karier atletnya telah berakhir. Setelah pensiun dari dunia atlet profesional, ia menemukan kembali gairah dan energi positifnya melalui dunia lari, sebuah perjalanan baru yang menghubungkannya dengan komunitas pelari di Indonesia. Yuk, simak profil Baiq Nadia selengkapnya!

Titik Balik Pensiun Jadi Atlet, Banting Setir ke Lari

Profil Baiq Nadia - Banting Setir ke Lari

Baiq Nadia, atau yang akrab disapa Nadia, bukanlah sosok baru di dunia olahraga. Selama 24 tahun, ia meniti karier sebagai atlet profesional sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun pada tahun 2024.

Setelah bertahun-tahun menjalani rutinitas latihan berat, keputusan untuk berhenti justru menjadi tantangan tersendiri baginya. “Setelah pensiun, aku malah jadi sering sakit-sakitan. Tubuh seperti kaget karena tidak terbiasa diam,” ujarnya.

Keinginan untuk tetap aktif mendorong Nadia mencari cara agar tetap bergerak, meskipun tidak lagi dalam tekanan latihan kompetitif. Saat tren lari mulai meningkat, ia mengaku awalnya sempat merasa “FOMO” dan akhirnya ikut-ikutan mendaftar ke acara fun run.

Siapa sangka, dari sekadar coba-coba, Nadia justru menemukan gairah baru dalam olahraga ini. “Awalnya cuma iseng, tapi ternyata seru juga. Akhirnya keterusan,” tuturnya dengan tawa ringan.

Selain itu, semangat kompetitifnya sebagai mantan atlet masih terjaga. Ia bahkan sempat dipercaya mewakili Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam ajang Festival Olahraga Nasional (FORNAS) VIII NTB 2025. Prestasi ini menjadi bukti bahwa meskipun sudah pensiun dari dunia atlet profesional, Nadia tetap berkomitmen menjaga performa dan semangat olahraga dalam dirinya.

Baca juga: Lari Zig Zag: Teknik, Manfaat, dan Cara Melatihnya untuk Tingkatkan Kelincahan

Lari Adalah Soal Kebersamaan

Profil Baiq Nadia - FI

Meski baru mulai menekuni lari pada tahun 2024, Nadia telah mencatat berbagai pengalaman berkesan. Salah satunya adalah saat mengikuti Adhyaksa International Run, ajang di mana ia untuk pertama kalinya menuntaskan Half Marathon (HM). “Itu momen yang paling berkesan. Aku nggak nyangka bisa lari sejauh itu,” kenangnya.

Bagi Nadia, momen tersebut bukan hanya soal capaian jarak, tetapi juga tentang semangat kebersamaan di antara para pelari. “Yang paling menyentuh adalah saling support antar-runner, padahal banyak yang belum saling kenal,” tambahnya.

Sebelum momen itu, race pertama yang ia ikuti adalah Bhayangkarun. Dari event inilah pandangannya terhadap lari berubah total. “Dari situ aku merasa kalau lari itu bukan cuma olahraga, tapi juga hiburan dan ajang kumpul yang menyenangkan,” ujarnya.

Dukungan positif dari komunitas lari dan pengalaman berinteraksi dengan sesama pelari membuat Nadia semakin jatuh cinta dengan dunia ini. Tak jarang, ia juga mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan beberapa brand yang mendukung aktivitas larinya. Salah satunya adalah JETE dengan jadi bagian dari JETE Squad.

Hal paling berharga yang aku dapat selama jadi bagian dari JETE Squad Runners adalah pengalaman. Awalnya aku nggak percaya diri kalau harus berbicara di depan kamera, tapi sejak bergabung dengan JETE Squad, aku jadi makin yakin dan percaya diri.” tambahnya.

Baca juga: Ini Dia 7 Manfaat Lari Pagi yang Mungkin Belum Kamu Tahu!

Menemukan Ketenangan Setelah Lari

Profil Baiq Nadia - Menemukan Ketenangan Setelah Lari

Nadia memiliki pandangan jika lari kini bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Ia menilai, manfaat lari jauh melampaui sisi kebugaran. “Lari bukan cuma soal keluar keringat, tapi tentang rasa tenang setelahnya,” katanya. 

Melalui lari, ia belajar kembali mengatur pola makan, istirahat, dan keseimbangan hidup. Aktivitas ini menjadi ruang untuk menenangkan diri sekaligus menjaga kesehatan tubuh dan mental.

Sebagai seseorang yang pernah hidup di dunia kompetisi, Nadia kini menikmati lari dengan cara yang lebih santai dan personal. Tidak lagi mengejar medali, melainkan menikmati setiap langkah dan napas. Ia pun memiliki pesan sederhana namun mendalam bagi siapa pun yang baru ingin mulai berlari:

Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Semua orang mulai dari nol. Nikmati setiap prosesnya dari ngos-ngosan di 500 meter pertama sampai akhirnya kamu bisa menikmati setiap langkah.

Nadia juga menekankan bahwa lari adalah perjalanan yang membangun ketangguhan diri, bukan hanya fisik. “Yang penting bukan seberapa jauh kamu bisa berlari hari ini, tapi seberapa sering kamu mau mencoba lagi besok,” tuturnya.

Pesan itu mencerminkan filosofi lari yang ia pegang teguh, bahwa setiap langkah kecil membawa seseorang lebih dekat pada versi terbaik dirinya. “Lari bukan soal kecepatan, tapi tentang menemukan ruang untuk diri sendiri ruang untuk berpikir, melepaskan, dan merasa hidup sepenuhnya,” tutupnya.

Profil Dhian Saputra: Cerita Inspiratif di Balik Pelari Stroller
Profil Pelari Supardin: Daeng Gassing dari Makassar yang Pantang Menyerah

Artikel Lainnya Seputar Lari

November 13, 2025

November 6, 2025

November 4, 2025