Aktivitas olahraga jalan cepat vs jogging memiliki bentuk gerakan yang hampir sama. Bahkan, sebagian orang menganggap kedua aktivitas ini adalah jenis olahraga yang sama. Meski terlihat serupa, baik jogging maupun jalan cepat termasuk ke dalam jenis olahraga atletik yang berbeda. Nah, supaya kamu bisa memahami kedua jenis olahraga ini dengan lebih baik, simak beberapa perbedaannya berikut ini!
Jalan Cepat vs Jogging
Apabila kamu masih merasa bingung untuk memilih jenis aktivitas olahraga yang cocok dengan kebutuhan, lebih baik kamu kenali dulu jenis aktivitas jalan cepat vs jogging.
1. Tujuan dan Target

Baik jogging maupun jalan cepat memiliki target dan tujuannya masing-masing. Jalan cepat cenderung lebih cocok digunakan untuk menjaga kebugaran, membantu proses pemulihan tubuh, dan menjadi jenis olahraga tekanan berat yang aman bagi sendi.
Sementara itu, olahraga lari akan jauh lebih efektif dilakukan untuk memperkuat otot, meningkatkan stamina tubuh, hingga mendukung kesehatan jantung serta paru. Di sisi lain, lari akan memberikan tekanan yang lebih banyak pada lutut sehingga kurang efektif untuk teman-teman yang bertubuh gemuk.
2. Jumlah Kalori yang Dibakar
Ketika kamu melakukan lari selama kurang lebih 30 menit, aktivitas tersebut akan mampu membakar sebanyak 300-400 kalori. Sementara itu, jalan cepat dengan durasi yang sama akan membakar 150-250 kalori.
Meskipun berbeda, kedua aktivitas ini tetap memberikan dampak yang cukup efektif apabila dilakukan secara rutin sesuai dengan tujuan kebugaran. Selain itu, keduanya juga bisa memberikan kontribusi untuk penurunan berat badan.
Baca juga: Waktu yang Tepat untuk Jogging: Pagi, Sore, atau Malam?
3. Kondisi Fisik

Kedua jenis olahraga ini sama-sama menggunakan otot kaki untuk bergerak. Namun, otot yang paling dominan digunakan pada saat berlari adalah otot paha bagian depan (quadriceps) dan juga betis.
Sementara itu, gerakan pada jalan cepat akan cenderung menuntut kaki tumpuan agar tetap lurus hingga fase vertikal. Gerakan ini lebih banyak melibatkan otot paha bagian belakang (hamstring) dan juga otot bokong (glutes).
4. Frekuensi Latihan
Kamu bisa melakukan jalan cepat setiap hari dengan durasi tidak lebih dari 30 menit dalam satu minggu. Sementara jogging cukup dilakukan 2-3 kalo dengan durasi 1-2,5 jam saja.
Baca juga: Program Latihan Lari Efektif: Panduan Lengkap untuk Semua Level
5. High Impact vs Low Impact

Lari termasuk ke dalam jenis latihan fisik high impact yang mengandalkan persendian, sehingga latihan ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami cedera. Tidak hanya itu, latihan dengan high impact umumnya akan melibatkan aktivitas seperti meloncat dan melompat. Akibatnya, kedua kaki tidak menyentuh tanah dalam waktu yang bersamaan.
Sedangkan pada olahraga jalan cepat yang termasuk low impact exercise, gerakannya tidak akan membebani persendian. Dengan begitu, risiko cedera ketika kamu melakukannya pun sangat kecil. Biasanya, latihan low impact exercise masih bisa mengandalkan salah satu kaki untuk menumpu pada lantai.
6. Batasan Usia
Jika melihat adanya risiko pada jenis high impact exercise, ada baiknya kelompok usia lanjut atau mereka yang memiliki nyeri pada lutut dapat memilih jenis olahraga dengan risiko yang tidak terlalu tinggi, seperti jalan cepat atau lari santai.
7. Gerakan Kaki dan Kecepatan
Ketika melakukan jalan cepat, kaki akan selalu menjaga kontak dengan tanah sehingga gerakannya menjadi lebih stabil dan terkontrol. Sementara pada gerakan lari, kamu akan mengalami fase melayang yang membuat langkah menjadi lebih cepat dan panjang. Adanya perbedaan pada teknik ini menentukan intensitas dan dampak yang akan diberikan pada tubuh ketika melakukannya.
Baca juga: Program Latihan Half Marathon untuk Pemula dan Menengah, Cek di Sini!
Penutup

Apapun jenis aktivitas yang akan kamu pilih, kamu perlu memilih mana jenis olahraga yang paling membuatmu nyaman. Dengan begitu, kamu dapat melakukan aktivitas olahraga tersebut dengan lebih konsisten.
Setelah kamu melakukan aktivitas ini secara konsisten, kamu bisa mengikuti race yang paling cocok dengan kemampuanmu. Untuk itu, pastikan kamu terus memantau Event Lari Indonesia untuk mengetahui race mana yang paling pas untuk kamu ikuti.
